Kamis, 23 Juni 2011

MANISNYA PACARAN TANPA SENTUHAN DAN CIUMAN



Manisnya Di Mana ?


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAAKTUH

Sahabatku semua, dialog ini merupakan kisah saat perjalanan Rossita sedang berguru untuk menimba ilmu. Semoga kisah sepenggal ini bisa bermanfaat untuk semua sahabat-sahabatku. Jika ada tutur kata yang kurang berkenan, mohon dibukakan pintu maaf untuk Rossita. Bisa jadi maksud Rossita baik, namun karena tutur kata Rossita yg kurang fasih dalam mengolah kata-kata, sehingga sangat mungkin terjadi kesalahpahaman. Dan yg demikian itu murni kekhilafan Rossita. Karenanya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Syukrn



1. ROSSITA: Guru, Rossita sudah bertanya ke beberapa orang tentang suatu hal, yang menurut Rossita sulit untuk dipahami oleh Rossita. Penjelasan yang diberikan oleh orang–orang yang Rossita ajak bicara, bersifat verbal dan sulit dipahami oleh akal sehat. Rossita tidak menemukan jawaban yang memuaskan, makanya Rossita ingin bertanya kepada Guru. MulanyaRossita berusaha menghindari ketemu Guru. Rossita ingin coba cari wawasan dari orang lain. Ternyata orang-orang yg Rossita temui jauh dari harapan. Guru tidak marah atas sikap Rossita ?



2. GURU: Subhanaallah..., Guru malah senang jika Rossita banyak guru. Terlebih pd Guru yg berbeda pemahamnnya dengan Gurumu. Dengan begitu Rossita makin bijak menyikapi perbedaan.(PAUSE). Kamu mau tanya apa Rossita ?



3. ROSSITA: terkait MANISNYA PACARAN TANPA SENTUHAN DAN CIUMAN. Manisnya dimana Guru ? Logikanya begini Guru, kalau maksiat itu dibilang manis, itu masuk logika. Makanya orang suka sekali pacaran. Ibaratnya kaya Gula, manis. Dan orang suka yg manis-manis. Begitu juga pacaran. Manisnya pacaran ya kalau saling bersentuhan. Berpelukan. berciuman. Makanya orang suka pacaran. Nah kalau pacaran tanpa sentuhan. Tanpa pelukan. Tanpa ciuman. hmmm rasanya garing Guru.



4. GURU: Sudah, hanya itu ?

5. ROSSITA: Cukup itu saja Guru.

6. GURU: Teh ini rasanya manis sekali



7. ROSSITA: Ya iya lah Guru, Tehnya pakai Gula, ya jelas manis. Apalagi yg bikin orangnya juga manis. Hehehehe…maaf Guru cuma canda.



8. GURU: Tapi, ada juga lo orang yang tidak bisa merasakan manisnya Gula ? Orang yang sedang sakit lidah pasti tidak dapat merasakannya manisnya Gula. Terlepas yang sakit orang bodoh, orang pinter, pejabat, pengemis. Di saat sedang sakit, Gula yang sejatinya rasanya manis terasa pahit di lidah orang sakit itu. Rasa pahit yang ia rasakan, bukan karena Gula tidak manis rasanya, namun karena ia sedang dalam keadaan sakit. Ia tidak bisa merasakan manisnya Gula. Orang yang sakit, bisa kembali merasakan manisnya rasa Gula, ketika ia sudah menjadi sehat. BEGITU PULA DENGAN PACARAN TANPA SENTUHAN. Manisnya bercinta tanpa sentuhan/bergandengan/berciuman hanya bisa dirasakan oleh mereka yg hatinya sehat. Mereka yg hatinya sakit, tak bisa merasakan indahnya cinta tanpa sentuhan.



Rossita, kondisi hati itu terbagi menjadi 3: hati yang sehat, hati yg sakit, dan hati yg mati. Coba Rossita perhatikan QS.8:2 "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yg apabila dibacakan Ayat-Ayat ALLAH HATINYA BERGETAR & BERTAMBAH-TAMBAH IMANNYA". Rossita tahu maksudnya ?



9. ROSSITA: tidak tahu Guru ?

10. GURU: Seandainya tiba-tiba orang yg paling Rossita cintai itu namnya disebut orang lain, pasti Rossita langsung bereaksi. Wujudnya bisa spontan langsung tengak-tengok mencari orang yg engaku cintai itu, atau ekspresi lainnya misalnya kaget. Nah kaget atau tengak-tengok yg semacam itu timbul akibat MENDENGAR NAMA ORANG YANG KAU CINTAI ITU DISEBUT ORANG. Reaksi yg seperti itulah yg dikatakan ada semacam GETARAN JIWA. Sebaliknya, jika Rossita tidak mencintai orang tsb, sudah pasi tidak timbul getaran jiwa. CINTALAH YANG MEMBUAT GETARAN JIWA. Begitu pula jika kita mencintai ALLAH, jika Ayat-Ayatnya disebut pasti Jiwa kita bergetar. Nah ALLAH melarang hambanya bahwa sebelum dinikahi tidak boleh saling bersentuhan. Jika suatu ketika Rossita berduaan dengan lelaki lalu timbul syahwat untuk saling bersentuhan, tetapi pada saat itu juga sadar bahwa hal itu merupakan larangan Allah, pasti Rossita tidak akan berani melanggar larangan Allah. Inilah yg dimaksud bergetar jiwanya jika disebut Nama Allah. Sebaliknya, jika di dalam jiwa kita sudah tidak bergetar (tidak takut) sehingga berani melanggar larangan Allah, itu tandanya hati kita tidak sehat. Hati kita lg sakit. Nah hati yg sakit tidak mungkin bisa merasakan manisnya taat pada Allah. Persis kaya Gula. Sekalipun Gula itu manis, tapi kalau dirinya sakit, manisnya Gula tidak terasa. Begitupun Iman Rossita, manissnya Iman hanya bisa dirasakan oleh mereka yg hatinya sehat. TAMAT.





Rossita berdoa, semoga yg memberikan jempol dan yg memberikan komentari dibalasi Allah dengan balsan yg lebih baik, serta diberikan hikmah juga diangkat derajat antum oleh Allah s.w.t. Jazakallah khairan Katsir



~ Salam Ukhuwah dari Ummu Khumairah ~

1 komentar:

  1. mohon saling mendoakan yah. agar hati kita selalu takut untuk melakukan halhal yang dilarang oleh Allah.
    aamiin.

    BalasHapus